Rabu, 07 November 2012

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA

                                                                           1.2. Sentra Penanaman pohon kelapa
       Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina (2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton.

1.3. Jenis Tanaman
       Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga bagian:
        (1) Kelapa dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah) Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis).
        (2) Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja),       pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar).
        (3)  Kelapa hibrida
1.4. Manfaat Tanaman
       Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut:
        (1) sabut               : keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed.
        (2) tempurung      : charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan.
        (3) daging buah    : kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan  kering.
        (4) air kelapa        : cuka, Nata de Coco.
        (5) batang kelapa : bahan bangunan untuk kerangka atau atap.
        (6) daun kelapa    : lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang).           
        (7) nira kelapa      : gula merah (kelapa).
II. SYARAT-SYARAT  TUMBUH
2.1. Iklim
       Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan
 sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik.
  (1). Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan  sebagai sumber energi fotosintesis.
        (2). Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis tanaman kelapa.
        (3). Kelapa tumbuh baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65% rH udara sangat   rendah, tetapi bila tanaman rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit.
2.2. Media Tanam
        (1). Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti alluvial,laterit,vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial.
   (2). Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan.
   (3). Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah       
                sama dengan persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
   (4) Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah.
2.3. Ketinggian Tempat
       Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, dan kadar minyaknya rendah.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
         Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit.
        Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
3.1.2. Penyiapan Benih.
         Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin.
3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
 1. Pembibitan di bedengan
                          (1). Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah   
Ju                              cukup banyak, dekat lokasi penanaman.
         (2). Persiapan bedengan dengan polybag.
               Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm,dengan bentuk bedengan dengan lebar 2 m
                tinggi 25 panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m.                                          
                Untuk polybag, terbuat dari poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50x40cm dan
                tebal 0.2 mm,bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak antara lubang 7,5cm
                sebanyak 48 buah untuk aerasi,drainase dan selanjutnya diisi dengan tanah top soil halus
                (bila tanah berat harus dicampur pasir 2:1).
           (3). Pendederan, dengan menyayat benih selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang.
.       (4). Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur.
            (5). Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat
                  di isi30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
(6). Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan ke polybag.
(7). Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi   90-100 cm. 
 
Persemaian bibit dalam polybag 

 2.Pembibitan Kitri
              (1). Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel pertanaman,cukup subur dan mudah diawasi
               (2). Cara membuat bedengan:
                     - Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
                     - Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm.  
               (3). Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.
               (4). Menanam kecambah:
                     - Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
                     - Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
3.1.4. Pemeliharaan Penyemaian
Pemeliharaan saat pendederan, meliputi:
             (1). Penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua hari I 5 liter/m2/hari, tiap pagi dan sore, dan Selanjutnya 6 liter/m2/hari. 
                    Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2 jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah cukup.
       (2). Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan dan penyakit.
Pemeliharaan pada saat pembibitan, yaitu:
       (1). Penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang  atau spingkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan penyiraman per polybag
              per hari, tergantung pada umur bibit.
       (2). Proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata.
      (3). Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun   herbisida.
       (4). Pemupukan, yaitu Nitrogen, Phosphat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan mencampurakannya kedalam tanah polybag setebal 3 cm.
       (5). Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit,hama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan Syarat-syarat bibit yang baik.
3.1.5. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
 (a). Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan.
       (b).Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1.Persiapan
       Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
3.2.2. Pembukaan Lahan.
Lahan berupa hutan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
 (a) Penebasan semak dan dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar.
 (b) Penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung besarnya pohon.
 (c) Lahan tanaman kelapa tua. Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar.
      Apabila  memungkinkan batang kelapa dapat dijual sebagai bahan bangunan.
 1. Areal alang-alang.
Tindakan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
       (1). Alang-alang tinggi > 80 cm
           - Babat alang-alang menjadi ± 20 cm, selanjutnya dibiarkan agar tumbuh kembali sampai    30-40 cm.
           - Semprot dengan herbisida yang mengandung bahan aktif glyphosate (Round up) sebanyak 5 liter, 2,4 diamine,dan Dowpon. Pengguanan Round up untuk tiap hektar diperlukan.
            - Setelah dua minggu, lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying   menggunakan round up sebanyak 0.5 liter per hektar.
         (2).LahanbekasPertanian pertanian
           Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan dengan tindakan-tindakan  pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan selanjutnya.
3.2.3.Pembentukan  Bedengan
           Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk
ke leher batang tanaman bibit.
3.2.4.Pengapuran
          Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.
3.2.5.Pemupukan
          Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1.PenentuanPolaTanam
          Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
         Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.


3.3.3. Cara Penanaman
          Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:
     (1). Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
      (2). Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
          Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.
3.4.2. Penyiangan
          Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau).           
3.4.3. Perempalan
           Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan  cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.


3.4.5. Pemupukan.
          Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan
 a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
b) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).
3.4.6.PengairandanPenyiraman
          Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
3.4.7.WaktuPenyemprotanPestisida
          Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setiap 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari.
3.5. Analisis daun
Analisis daun sangat bermanfaat untuk menentukan jenis dan dosis pupuk yang diperlukan. Tahap tahap pengambilan contoh daun kelapa untuk dianalisis adalah sebagai berikut :
1.      Contoh daun diambil dari tiap tiap blok yang berisi tanaman kelapa yang produktif.
2.      Tiap tiap contoh daun diambil dari +25 pohon ( mewakili blok yang bersangkutan).
3.      Dari setiap helai anak daun yang terkumpul diambil daun sepanjang +10 cm pada bagian tengahnya,dengan membuang tulang daun.
4.      Potongan helaian daun tersebut dibersihkan dengan kapas secara hati hati untuk menghilangkan kotoran yang melekat.
5.      Salah satu jaringan ( sebelah kanan atau kiri ) setelah kering dikirimkan untuk dianalisis.
6.      Contoh daun yang telah dikeringkan dan dikirim untuk analisis beratnya 50 gram percontoh.
7.      Pengiriman contoh daun untuk dianalisis dilaboratorium harus disertai label.
8.      Contoh daun sebaiknya diambil 3 bulan sebelum pemupukan
9.      Untuk pengeringan contoh daun untuk dianalisis dilakukan pada hari pengambilan contoh

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari karya tulis saya ini :
-          Tempat penelitian tanaman kelapa di Indonesia menghasilkan bibit kelapa yang unggul yang bebas penyakit, hama dan gejala serangan penyakit lainnya.
-          Bibit kelapa unggul diperoleh dari hasil persilangan dan melakukan proses seleksi yang ketat dengan indentitas yang jelas.
-          Untuk kelapa hibrida, benih harus berasal dari kebun induk yang diberi wewenang untuk menyalurkan benih kepada konsumennya.

1.        Saran
-          Untuk menghindari peredaran benih palsu yang merugikan masyarakat maka diperlukan adanya sosialisasi sehingga masyarakat mengetahui pentingnya penggunaan benih bersertifikat.
-          Pelaksanaan pelatihan dan tugas-tugas tentang komoditi tanaman kelapa sebaiknya dalam jangka waktu lama agar peserta lebih memahami materi yang dipelajari.
-          Perlu diciptakan sikap professional kerja staf BBP2TP Medan dengan memberikan spesialisasi komoditi tanaman perkebunan tertentu sehingga pengembangan mutu tanaman dapat digali lebih dalam.



                                            DAFTAR PUSTAKA
Djoehana Setyamidjaja, 1984.Bertanam kelapa, Yogyakarta.
Soetedjo,R.1969, Kelapa. Penerbit Yasaguna, Jakarta.
Lembaga Penelitian, 1975. Petunjuk Praktis Membibitkan Kelapa, Bogor.
Abdul Rahman,Ir.1982. Budidaya kelapa. Lembaga Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta. 

Last Updated ( Thursday, 01 December 2011 10:41 )

1 komentar: